TRADISI BERBUKA DI RUMAH
Assalamualaikum, gimana puasa
hari ke-8 nya? Semoga lancar-lancar saja ya.. Sebenarnya aku nulis ini di malam
ke 10 puasa karena kemaren tidak sempat menulis. Ada beberapa kegiatan yang
harus kuselesaikan kemarin, baik di rumah maupun di sekolah, jadi saat pulang
terawih rasanya sudah tidak sanggup lagi menulis, akhirnya aku baru bisa bayar
hutang postingan malam ini.
Hari ini aku ingin membahas
tradisi berbuka keluargaku yang terbawa sampai ke rantau saat aku masih kuliah.
Di rumah, aku tinggal bersama ke
dua orang tuaku dan 7 ekor kucing-kucingku (saat ini). Karena yang puasa cuma kami
bertiga (ya kali kucing ikut puasa), jadi menu buka puasa di rumah jumlahnya
tidak terlalu banyak.
Aku dan kedua orang tuaku lebih
menyukai makanan ringan saat berbuka puasa, setelah sholat magrib baru dilanjut
makanan berat. Hal ini karena jika berbuka langsung dengan makanan berat biasanya
jadi terlalu kekenyangan dan begah lalu sholat magribnya jadi tidak khusyuk. Aku
sekeluarga menghindari itu.
Pernah suatu ketika saat aku buka
bersama teman-teman kuliah dan aku pesan bubur ayam, mereka pada nanya kenapa
bubur ayam? Emang kenyang?
Justru aku gak mau kenyang dulu,
makanya pesan bubur ayam yang cukup ringan dibanding nasi, mie dan sebagainya.
Nah, seperti yang kuceritakan
sebelumnya, saat di rantau pun biasanya aku dan teman sekos makan makanan
ringan dulu, setelah sholat magrib baru hajar mau makan apa saja. Tapi tidak
boleh berlebihan juga karena masih harus sholat terawih, belum saatnya
santai-santai sambil duduk selonjoran pake kipas angin sambil nonton film di
laptop terus ketiduran, biasanya suka gitu kalau kekenyangan.
Setelah makan secukupnya,
istirahat sebentar lanjut terawih.
Menu berbuka puasa yang biasanya
ada di keluargaku adalah kurma (pastinya), makanan manis lain, misal salah
satunya klepon (di tempatku kami menyebutnya onde-onde), palu butung (resepnya
ada di sini), pisang ijo (resepnya nyusul), pisang goreng, kolak pisang, kolam
candu (resepnya di sini), atau cendol. Semuanya bikinan Mamak.
Kedua orang tuaku kurang suka
beli takjil di luar karena kadang tidak sesuai dengan selera mereka. Kalau bikin
kan terserah mau gimana bahannya asalkan enak dan jumlahnya bisa lebih banyak,
terus bisa bagi-bagi.
Tapi saat aku di rantau, untuk
makanan ringan kami lebih suka beli karena tidak sempat bikin, beda dengan lauk
yang memang disempatkan untuk bikinnya karena lebih hemat juga.
Nah, selain menu di atas, minuman
yang paling sering dihidangkan saat berbuka di rumah adalah es teh manis,
bikinnya gak ribet dan seger pula.
Kayaknya semua manis tuh? Apa gak
enek?
Iya sih… Karena itu ada gorengan juga, entah
itu nugget, pastel atau risoles.
Kalau kalian gimana? Langsung makanan
berat saat berbuka atau makanan ringan dulu?
#Day8
#BianglalaHijrah
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
Comments
Post a Comment