MENGENANG RAMADAN JAMAN SEKOLAH (PART 1)

MENGENANG RAMADAN DI SEKOLAH


Assalamualaikum, tidak terasa sudah puasa ke 11 ya?! Gimana nih puasanya? Masih lancar kan?!

Bagi seseorang yang sudah lulus dari sekolah, pasti ada saja momen yang tidak terlupakan bahkan ketika kita sudah bertahun-tahun lulus, salah satunya adalah momen ketika bersekolah saat Ramadan.

Nah, biasanya jam sekolah saat Ramadan berbeda dengan jam sekolah pada bulan-bulan biasa. Itu karena adanya pertimbangan terhadap tenaga siswa-siswi serta guru yang tentu akan lebih terkuras saat berpuasa.

Tidak hanya waktu yang dipersingkat, kegiatan di sekolah pun tidak hanya sekedar belajar dan mengajar pelajaran seperi biasa, namun ada tambahan kegiatan yang bermanfaat untuk menambah pahala di bulan Ramadan.

Kegiatan itu misalnya, shalat dhuha berjamaah yang dilanjutkan dengan Muhadharah yang dilaksanakan setiap pagi dimulai pukul 08.00 hingga pukul 09.00. Di jumat pagi, ada pula kegiatan membaca yasin bersama-sama.

Di kegiatan Muhadharah, mental para siswa-siswi akan diuji karena yang jadi petugas adalah mereka dan guru hanya mengarahkan saja. Tugas mereka di antaranya adalah menjadi pembawa acara, tilawatil qur’an dan penerjemahnya, penceramah, pemimpin doa, pemimpin yasin serta pembaca sholawat.

Kegiatan seperti ini sangat penting karena tidak hanya mendulang pahala, tapi juga dapat menjadi latihan bagi para siswa-siswi untuk terbiasa berbicara di depan orang banyak. Pastinya akan berguna jika mereka sudah lulus nanti. Entah itu untuk bersosialiasi di masyarakat, adaptasi lingkungan baru, berteman dengan orang baru, sampai presentasi tugas kuliah atau bertemu klien jika sudah bekerja.

Keliatan lho bedanya anak yang terlatih berbicara di depan orang dengan anak yang tidak terbiasa berlatih mental untuk menghadapi orang banyak. Lutut bergetar, suara gagap, sampai ngomong muter-muter.

Selain itu, ada yang unik juga saat bersekolah di bulan Ramadan terutama di tempatku, yaitu dress code yang harus digunakan adalah baju muslim atau seragam hari jumat, bukan seragam putih merah, putih biru, atau putih abu seperti hari biasa.

Kadang baju muslim yang cuma satu itu dipakai terus-terusan sampai 3 hari baru dicuci, bahkan ada yang seminggu. Sebenarnya hemat kan ya, kalau selama seminggu cuma satu seragam. Tapi yang jadi masalah adalah aromanya.

Jadi jika sudah tercium aroma-aroma aneh nan tidak sedap, seragam hari jumat bisa diganti dengan baju muslim yang kita punya. Biasanya kesempatan ini dimanfaatkan oleh teman-temanku untuk pamer baju muslim. Kalau bisa tiap hari beda-beda baju muslimnya asal jangan sampe baju untuk lebaran aja yang dipakai.

Nah, kalau aku, emang sengaja cari bahan kain yang kira-kira mirip warnanya dengan baju seragam hari jumat, biar gak kentara kalau pakai baju muslim beda gitu. Karena aku dulu cukup introvert dan tidak suka jadi pusat perhatian. Kalau sekarang malah suka cari perhatian (haha gak deng).

Setelah belajar dan masuk waktu zuhur, waktunya sholat zuhur berjamaah. Setelah sholat zuhur, para siswa-siswi masih belum boleh pulang karena kegiatan akan dilanjutkan dengan Liqo.

Liqo adalah kegiatan berupa pengajian dimana para siswa akan membentuk kelompok dengan duduk melingkar. Siswa dan siswi kelompoknya terpisah dan ada ustaz atau ustazah (atau guru jika ustaz dan ustazah tidak ada) yang akan membimbing tiap kelompok.

Tidak hanya membaca Al-Qur’an secara bergantian, di sini para siswa juga akan mendengarkan kultum singkat dari ustaz atau ustazah yang membimbing.

Sekitar pukul 13.00 barulah siswa-siswi bisa pulang.

Selain kegiatan di atas, momen lain yang paling indah di Ramadan jaman sekolah adalah buka bersama. Sebelum bukber di sekolah, biasanya para guru membuat acara bukber di rumah mereka dulu. Tidak hanya sebagai tamu, aku dan teman-teman sekolah juga membantu persiapan bukber mulai dari belanja bahan-bahan yang akan dimasak, bantu masak sampai menata takjil.

Setelah bukber, dilanjutkan dengan sholat magrib berjamaah di rumah sang guru. Istirahat sebentar lalu yang cewek-cewek pindah ke dapur buat nyupir alias nyuci piring. Saat nyupir ini juga jadi salah satu momen menyenangkan karena kami bisa berbagi cerita yang sudah ditahan selama puasa di siang harinya. Yess, that’s you called gossip. Tapi ini gak boleh dicontoh ya guys.

Masuk ke akhir-akhir Ramadan yang artinya sekolah bakal libur barulah diadakan bukber di sekolah. Persiapan bukber juga harus siswa-siswi yang mengaturnya, guru hanya mengarahkan saja. Lagi-lagi ini adalah latihan. Siapa tahu nanti mereka ada yang jadi event organizer kan, kalau tidak acara orang lain, paling tidak bisa mengatur acara sendiri lah.

Untuk masalah hidangan bukber alias takjil, siswa-siswi ditugaskan membawa masing-masing ke sekolah, kemudian dikumpulkan lalu dimakan bersama-sama.

Nah, itu dia Ramadan-ku di sekolah, kalau kalian punya cerita Ramadan di sekolah juga? Ayo berbagi cerita di komen!

#Day11
#BianglalaHijrah
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita

Comments

Popular posts from this blog

REMPEYEK KACANG ATAU TERI?

DITELEPON 188? NOMOR APAAN TUH? YUK CARI TAHU!

IKLAN BERHADIAH DARI INDO-OFFERS, PENIPUAN ATAU BETULAN?