KENANGAN KITA DI SEKOLAH (SPESIAL 1st ANNIVERSARY WahDays)


Assalamu’alaikum semuaa…

Selamat tanggal 28 Desember, bebs & bros…

Tidak terasa blog-ku ini sudah berumur setahun dan masih banyak kekurangan yang harus aku perbaiki di tahun selanjutnya.

Mohon doanya, semoga seiring bertambahnya usia blog ini, aku terus konsisten menulis informasi yang bermanfaat dan menghibur bagi bebs & bros sekalian.

Ulang tahun bagiku bukan hanya tentang bertambahnya usia dan kedewasaan, tapi juga tentang menghargai tahun-tahun yang telah kita telah lewati sebelumnya agar kita bisa terus memperbaiki diri dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk di tahun selanjutnya.

Begitu pula dengan ulang tahun blog ini, aku akan terus berusaha untuk bisa mengatasi perubahan mood menulisku agar bisa terus berkarya dan tidak membiarkan blog ini bulukan dan sepi pengunjung.

Mohon doanya agar aku bisa konsisten, ya bebs & bros…

Bicara tentang tahun-tahun sebelumnya, tahun yang berkesan bagiku adalah tahun 2010-2013 di masa aku masih jadi anak sekolah.

Seperti orang-orang di umur dua puluh tahunan, kebanyakan kita selalu merindukan masa sekolah terutama masa SMA/MA/SMK dan sederajat karena di masa itulah kita merasakan saat-saat indah jadi seorang remaja.

Masa remajaku gak jauh beda dengan kebanyakan remaja lainnya, bermain, belajar, berteman dan sebagainya. Aku tipe remaja yang anteng-anteng aja dalam artian anak remaja putri yang sedikit pendiam (ehem), kecuali dengan orang-orang yang aku kenal dekat. Dengan orang-orang tersebutlah sisi gilaku keluar hem (nyengir).

Intinya jika ada tingkah aneh atau kenakalan yang aku lakukan itu hanya karena aku ikut-ikutan aja ya hehehe #membelaDiri

Oke, kita langsung saja ke cerita dan kenangan di sekolah yang aku alami bersama teman-temanku di masa-masa MA.

1.    Angkut Sabut Kelapa

Aku bersekolah selama 18 tahun di yayasan yang sama, mulai dari tingkat MI (sederajat SD), MTs (sederajat SMP) sampai MA, gak tau juga kenapa aku betah sekali sekolah di sana sampai gak pernah pindah. Jadi, aku sangat mengikuti perkembangan sekolah itu sampai sebagus sekarang.

Dulu waktu aku MI, kami hanya punya lapangan tanah yang tidak seberapa luas dan dikelilingi tanah becek, juga masih menumpang di gedung MTs untuk belajar. Mulai dari saat itulah siswa-siswa kelas 5 dan 6 (kalau tidak salah) di sekolahku dibiasakan mengangkut sabut dari kawasan perkebunan kelapa yang kami sebut Darat ke sekolah dengan berjalan kaki ramai-ramai.

Sabut kelapa itu digunakan untuk menutupi tanah yang becek dan berlumpur hingga menjadi padat, kemudian akan di lapisi dengan tanah gambut dan semen untuk dibuat lapangan dan dibangun gedung baru.

Hal tersebut berlanjut sampai aku MA hingga kami punya lapangan yang luas dan terbuat dari semen (jadi tak perlu lumpur-lumpuran lagi di jam olahraga) dan MI sudah punya gedung sendiri. Kami pun hidup bahagia selamanya (haha paan sih).

Jadi kangen deh kebersamaan saat berjalan ramai-ramai menggenggam, memeluk dan menyeret karung berisi sabut sambil menggosip juga bercanda ria dengan kalian wahai teman sekolahku.

Masih ingatkah kalian hari itu? Saat kita membawa karung kecil dan diisi dua sabut kelapa yang digulung biar keliatan banyak? Juga tawaran abang-abang senior yang membawa gelondongan sabut di atas gerobak yang ditarik sepeda motor dan kita menolak karena takut nanti dikira tidak mengangkut sabut oleh guru?

Aku masih ingat dan sedang rindu kalian #sokSweet

Bahkan kita punya lagu yang mengiringi perjalanan kita menuju Darat dan kembali lagi ke sekolah dengan sabut dalam genggamanyang gak tau ciptaan siapa.

Lagu ini punya dua versi, yang pertama dengan irama seperti lagu ‘Garuda di Dadaku’ dan yang kedua seperti laguu… apa ya? Pokoknya irama yang cepat dan diselingi tepuk tangan 3 kali.

Ayo kita bernyanyi bersama…

(Nama sekolah) tepi laut (prok prok prok)
Salah sikit ambil sabut (prok prok prok)
Air pasang sabut hanyut
Air surut sabut sangkut
(Nama sekolah) tepi laut

Yang ikut nyanyi berarti lagi kangen aku…. Eh kangen sekolah maksudnya….

Jadi, buat para siswa/i yang sekarang sedang bersekolah di sana, berterima kasihlah pada senior dan alumni karena dengan jerih payah kami juga lah kalian bisa menikmati fasilitas sekolah yang hanya secuil kami rasakan waktu itu #peace

2.    Dimarahi Guru Tapi Dibela Wali Kelas

Aku rasa pasti di setiap sekolah memiliki guru killer yang disegani oleh siswa, begitu juga di sekolahku dan ada beberapa guru killer di sana, salah satunya adalah sebut saja Pak Robert (nama disamarkan).

Pak Robert sudah dikenal sebagai guru yang tak segan marah jika ada siswa yang berulah dan bertingkah termasuk para siswa di kelasku.

Sudah bukan hal biasa lagi jika pada saat masuk kelas senyum Pak Robert masih merekah tapi berubah jadi ekspresi kesal ketika keluar dari kelas kami waktu itu. Apalagi kalau bukan karena ulah kami yang tak bisa menjawab jika ditanya.

Bukan tak mau menjawab, Pak. Tapi tak tau jawabannya.

Dan banyak lagi tingkah laku pemicu kekesalan lainnya, ributlah, izin keluar berulang-ulanglah, menggosiplah.

Syukurnya kami punya Ibu wali kelas yang selalu membela kami dan meredam emosi Pak Robert, sebut saja Bu Mawar (nama disamarkan).

Berdasarkan cerita guru-guru lain, setiap Pak Robert berkata: “Anak kelas Z itu ya, begini, begitu…”, Bu Mawar menjawab: “Biasa lah, Pak. Mungkin mereka lelah.”, “Maklum lah, Pak, Mungkin mereka lagi stress, sebentar lagi ‘kan UN.”, dan jawaban-jawaban serupa lainnya.

Jika Bu Mawar membaca ini, saya pribadi mengucapkan terima kasih banyak atas kebaikan Ibu selama menjadi wali kelas kami, terima kasih juga atas ilmu dan pembelajaran hidup yang Ibu berikan.

3.    Saking Nakalnya Sampai Disuruh Pendam Diri

Masih tentang Pak Robert (pasti aku bakal dibully di grup chat, dibilang kangen sama Pak Robert, padahal ‘kan emang iya, aku kangen semua guru-guru kita dan kalian juga, kurang sok sweet apa diriku ini coba?!).

Salah satu kejadian paling ngakak sih ini, meskipun waktu kelas XI itu aku dan dua sahabatku sedang tidak masuk karena harus ke luar kecamatan untuk ikut lomba Fahmil Qur’an tingkat kabupaten selama kurang lebih 5 hari, ketika dapat cerita dari mereka aku tak bisa berhenti tertawa sampai sekarang kalau ingat cerita ini.

Saat masih kelas XI itu pun sekolahku masih dalam pembangunan jadi ada lahan di samping kelasku yang dilubangi untuk dipasang pasak dan pondasi gedung baru.

Entah apa masalahnya, Pak Robert marah besar, hampir satu jam pelajaran dihabiskan untuk memarahi teman-teman sekelasku, pasti ada sebabnya sih sampai Pak Robert bilang kami bebal (susah dibilang) sampai disebut lebih baik masuk ke dalam lubang-lubang itu dan memendam diri, mungkin maksudnya disuruh introspeksi.

Tapi meskipun kami sering dimarahi kami tahu itu juga untuk kebaikan kami, jadi terima kasih Pak Robert yang tak pernah lelah menasehati kami dan mohon maaf juga atas tingkah laku kami yang menyebalkan.

4.    Ketahuan Makan di Kantin Saat Jam Pelajaran

Satu lagi guru yang paling killer di sekolahku sebut saja Pak Bryan (nama disamarkan). Pak Bryan udah terkenal killernya di seantero MI, MTs dan MA jadi sudah tak heran lagi betapa segannya kami kepada beliau.

Waktu itu entah bagaimana ceritanya, guru di jam pelajaran pertama tak masuk dan hampir satu kelas menyelinap keluar untuk main.

Aku dan teman-temanku (sekitar 7-8 orang kayaknya) pergi makan di kantin belakang MI dan setelah selesai dengan santainya kami lewat di depan kelas anak-anak MI, kebetulan Pak Bryan sedang mengajar di salah satu kelas MI tersebut, alhasil ketahuan lah.

Susunan gedung MI dulu itu seperti angka II dengan lapangan di tengahnya, jadi posisi kami di bagian I kanan dan Pak Bryan mengajar di bagian I kiri.

Kami pun ditegur lalu diam di tempat, sementara Pak Bryan bersandar di pintu kelas yang diajarnya. Pak Bryan dengan suara lantang bertanya “dari mana kalian?”

Bukannya menjawab kami di seberang malah saling senggol. Di tanya sekali lagi, akhirnya ada yang berani jawab “dari makan, Pak…”

Pak Bryan dengan suara lantangnya kembali berkata “makan saja yang kalian pikirkan, masuk sana!”

Kami pun lari terbirit-birit kembali ke gedung MA dan harus melewati jembatan kecil yang menghubungi gedung MI dan lapangan besar lalu ke gedung MA. Syukur lah tidak ada yang terjatuh.

Sampai di kelas kami khawatir kalau-kalau setelah itu kami dipanggil untuk disidang lebih jauh, tapi untunglah itu tidak terjadi.

5.    Tidak Peka Akan Sindiran

Cerita ini tentang Pak Falcon (nama samaran), beliau juga salah satu guru yang disegani di sekolahku dan beliau mengajar MI, MTs dan MA jadi kami sudah kenal cukup lama dengan beliau terutama yang bersekolah dari MI maupun MTs sepertiku, namun kenal lama bukan berarti kenal baik dan saling paham.

Jadi waktu itu, kami masih kelas XI dan sedang jam istirahat kedua, aku dan teman-teman cewek sedang ngobrol nyantai di kelas sambil makan tempe goreng dengan tambahan sambalado di atasnya.

Lagi asyik mengobrol, bel masuk berbunyi dan teman-teman yang lain pun masuk ke kelas, tapi karena guru belum datang kami masih mengobrol dan makan sampai akhirnya Pak Falcon masuk dan kami buru-buru menyimpan tempe goreng di laci, ada juga yang spontan memasukkan potongan tempe berukuran besar ke dalam mulutnya sampai habis.

Lain pula dengan temanku satu lagi, sebut saja Nunik (nama disamarkan) yang dengan polosnya masuk ke kelas sambil membawa selembar tempe goreng sambalado yang baru dibelinya tadi sewaktu bel masuk berbunyi, Pak Falcon melihat itu dan entah apa yang terjadi beliau keluar lagi sambil bilang “makanlah!”.

Kami yang polos ini menurut saja, aku ambil lagi tempe dari bawah laci begitu pula dengan teman-temanku yang lain dan teman yang buru-buru menghabiskan tadi merasa menyesal karena tak bisa menikmati tempe gorengya dengan hikmat.

Beberapa menit kemudian, Pak Falcon kembali masuk dan bilang “Dah puas makannya?”

Kamipun kaget kok Pak Falcon marah? Bukannya tadi Bapak yang suruh makan?!

Rupanya setelah dijelaskan dengan nada yang lebih tinggi kami baru memahami kalau Pak Falcon menyindir kami yang tak tau waktu dan begitu polos serta tidak peka, “waktunya belajar ya belajar bukan makan” begitu kira-kira yang beliau katakan.

Jika Bapak membaca ini, kami mohon maaf atas kepolosan dan ketidakpekaan kami sekali lagi.

6.    Kondangan Jauh? Hayuk aja…

Salah satu hobi cewek-cewek di kelasku adalah pergi kondangan dengan masih mengenakan seragam sekolah, tak peduli seberapa jauhnya, jika undangan sudah di tangan, perjalanan panjang bukan lagi masalah demi sepiring nasi berkuah sop dengan rendang dan ayam tomat atau ayam kecap dipingirnya, tak lupa pula taburan kerupuk udang dan sebutir pisang yang diletakkan di atas air minum gelas, bonus air buah yang lalu lalang dan baru datang ketika dipanggil.

Yaah, meskipun pulangnya kelaparan lagi karena tenaganya udah habis dengan berjalan kaki kembali ke sekolah atau langsung pulang ke rumah.

7.    Bolos, Ditelepon Suruh Balik Lagi ke Sekolah

Jikalau sudah jadwalnya masuk sekolah tapi masih dalam suasana lebaran, jam pelajaran tanpa guru kami manfaatkan untuk menyelinap dan beraya/bersilaturahmi ke rumah-rumah teman.

Tiba di rumahku, kami dengan santai makan kue sambil diriku pamer hp baru (ehem aku dulu jadi yang paling pertama punya hp android di kelas #sombongDikit).

Udah habis pembahasan tentang hp, Samsung Galaxy Pocket-ku itu aku letakkan di atas meja, lalu tiba-tiba salah satu temanku ditelepon oleh guru Biologi dan kami panik.

Sebut saja Bu Sherly, beliau bertanya “kalian kemana? Kok tidak ada orang di kelas?

Temanku menjawab dengan terbata “k-kami lagi makan, Bu…”

“Balik ke sekolah sekarang!” mendengar itu kami buru-buru ke sekolah tanpa membereskan meja di ruang tamu.

8.    Kempeskan Ban Motor Si Pelit dan Si Playboy

Ini bukan ideku, aku cuma ikut-ikutan.

Jadi, kami punya junior yang pelitnya luar biasa, sebut saja namanya Raisa (nama samaran). Nunik mau pinjam motornya selalu saja ada alasan, jadi si Nunik kesal dan ajak kami beberapa orang untuk mengempeskan ban motor Raisa, alhasil ketika pulang sekolah si Raisa ini kesal banget sambil marah-marah melihat ban motornya kempes dan si Nunik merasa begitu puas mengerjainya, karena ketagihan hal ini terus kami lakukan.

Kasian juga sih liat si Raisa kelimpungan harus berurusan dengan ban motornya yang tiap kali pulang sekolah selalu kempes. Aku yakin dia pasti curiga ada yang iseng padanya tapi dia tak tahu siapa dan kami pun tak pernah dilabrak sampai sekarang, atau mungkin juga dia sudah lupa.

Selain Raisa sepertinya kami juga pernah mengempeskan ban motor senior (kalau tidak salah), sebut saja namanya Bang Sammy (nama disamarkan). Senior kami ini mantan pacar temanku yang bernama Irish (nama disamarkan).

Setelah mereka putus, Bang Sammy dan Irish terlibat cinta segitiga dengan temanku yang lain sebut saja Bianca (nama samaran). Bahkan kisah mereka kami ibaratkan kisah Fahri, Aisyah dan Maria dalam ayat-ayat cinta (cie-cie yang merasa tersindir pasti lagi senyam senyum sendiri).

Berdasarkan ide Nunik yang juga tahu kisah mereka (dia emang dasarnya iseng), kami kempeskan juga ban motor Bang Sammy tapi cuma sekali.

Jika Raisa dan Bang Sammy baca tulisanku ini, aku mewakili teman-temanku dan tentunya Nunik meminta maaf karena keisengan kami. Tapi semoga hal tersebut bisa buat Raisa jadi tak pelit lagi dan Bang Sammy tobat dari ke-playboy-an  #peace

9.    Geng Ulat

Kalau ingat 3 cewek yang tergabung dalam geng ini berasa nonton sinetron. Mereka kemana-kemana selalu bertiga, kecuali ada pacarnya masing-masing baru mereka mencar.

Aku sih tidak mengerti juga kenapa mereka sebut diri mereka Geng Ulat.

Mereka punya jargon mirip cherrybelle “chibi chibi chibi hak hak hak haaa” begitu kira-kira.

Geng Ulat terdiri dari Nuna, Rena, dan Amina (nama samaran). Si Nuna hobi nyanyi, Rena hobi nari lagunya cherrybelle, pernah dia praktekkan di depan kelas dan hasilnya keren, lalu Amina, aku tak tahu hobinya apa.

Mereka beda kelas, Nuna sekelas denganku di kelas Z, sedangkan Rena dan Amina di kelas Y. Kalau mereka gabung, sudah pasti kelas jadi rame dengan tingkah mereka yang ajaib. Mereka juga tak segan melabrak orang yang mereka tak suka gayanya.

Pernah dulu, ada… eh gak jadi deh.

Aku tak mau cerita banyak tentang mereka, takut nanti mereka gabung lagi lalu melabrakku, ‘kan gak lucu.

10.     Jadi Saksi Pernyataan Cinta

Ini cerita waktu kami baru masuk MA, kisah berseminya cinta yang kemudian bertepuk sebelah tangan wkwkwk.

Sebut saja namanya Ikal (nama disamarkan), teman sekelas kami yang jatuh hati pada Bianca dan memberanikan diri menyatakan perasaannya di depan TK tak jauh dari tempat les komputer kami waktu itu.

Cerita ini setelah kisah ayat-ayat cinta.

Setelah pergantian jam les komputer, Ikal, Nuna, Irish, aku dan yang lainnya menunggu di depan TK dengan berbagai macam alat main khas anak TK di sana. Sambil menunggu Bianca selesai les, kami main ayunan, perosotan, kejar-kejaran dan foto-foto, maklumilah kami yang kebanyakan punya masa kecil kurang bahagia.

Cukup lama menunggu hingga azan ashar tiba dan kebetulan TK tempat kami bermain dekat dengan masjid, jadi si Ikal izin sholat ashar, kami pun bersama-sama berkata bahwa Ikal minta pertolongan yang kuasa dulu agar pernyataan cintanya nanti diterima.

Singkat cerita, Bianca sudah selesai les dan kami seret dia ke depan TK untuk menunggu pangerannya selesai sholat.

Datanglah si Ikal dengan gayanya yang pemalu dan super grogi, dengan polos ia memperbaiki tatanan rambutnya sambil bercermin di depan kaca jendela yang ada di TK dan kami yang menjadi saksi spontan memasang tampang ‘what the heck he’s doing?’

Duduklah si Ikal di samping Bianca dengan menjaga jarak agak tak terlalu dekat, lalu kami kembali bermain seperti anak TK yang lupa umur sebenarnya.

Tak lama kemudian, kami mendengar Bianca berkata “kita jadi teman aja, ya…” dan si Ikal mengangguk sambil tersenyum setengah hati.

Mengalunlah soundtrack : David Archuletta – Crush

GALERI KENANGAN KITA DI SEKOLAH

Foto ini waktu kita ke Darat ambil sabut atau lagi main ke kolam? Komen di bawah ya we....
Kelas Z dan Y lagi akur
Ini waktu ngapain ya? Kayaknya jalan-jalan di jam kosong habis ujian. Komen kalau aku salah.
Jaman alay.
Ini bolos nih, yakin aku. Soalnya kalau pulang, arah aku gak ke jalan ini. Kayaknya ini perjalanan bersilaturahmi ke rumah-rumah dalam suasana lebaran.
Ini dia buktinya kita suka ke kondangan.

etdaah polos banget muka kita dulu yak.
Ini kelas lantai dua yang baru jadi dan kita jadi penghuni pertama ya? Duh lupa aku. 
Punya kawan kok absurd macam gini?!

Tapi ngangenin sih.
Hayo tebak! Tangan-tangan siapakah ini? 

Ini juga.
Bulan Ramadhan kemarin anak-anak kelas Z sempat bukber tapi hanya beberapa orang yang hadir (tipikal bukber alumni/reuni pada umumnya). 

Itu dia 10 kenanganku dan teman-temanku yang kebanyakan absurd dan gaje, semoga bisa menghibur bebs & bros…
Semoga membangkitkan kenangan kalian di masa sekolah.

Terima kasih atas kunjungannya…
Semoga hari-hari kalian selalu Wah.
Salam.



Comments

Popular posts from this blog

REMPEYEK KACANG ATAU TERI?

DITELEPON 188? NOMOR APAAN TUH? YUK CARI TAHU!

IKLAN BERHADIAH DARI INDO-OFFERS, PENIPUAN ATAU BETULAN?