HATI-HATI PENIPUAN MENGATASNAMAKAN TELKOMSEL!
Assalamuailaikum bebs & bros….
Semoga puasa hari ke lima ini
lancar terus sampai hari-hari selanjutnya ya….
Aku mau berbagi pengalaman lagi
nih, tentang modus penipuan berkedok Telkomsel.
Jadi, tahun lalu, tepatnya 29
April 2017 sekitar pukul 12 siang, aku pernah secara tiba-tiba dapat notif
semacam pesan konfigurasi dari Telkomsel (bentuknya mirip notif ‘kode MMI
dibatalkan’ yang kita dapat setelah gagal cek pulsa atau kode USSD lainnya, gak
tahu juga apa namanya), di sana tertulis Telkomsel kemudian di bawahnya ada
nomor +62 812-7848-2489, tak lama kemudian nomor itu menelepon, karena
penasaran aku angkat, terdengar suara mbak-mbak yang agak medok (biasanya operator
jarang yang bahasa Indonesia-nya medok kan?!).
Dia mulailah menyapa dan memperkenalkan dirinya sebagai operator Telkomsel dan mengatakan bahwa aku telah memenangkan hadiah sebesar 20 juta, karena sudah lama menjadi pelanggan setia Telkomsel, awalnya aku ragu sih. Tapi mbak yang ngaku operator itu penjelasannya detail banget dan dia tahu nama lengkapku (gak tahu dari mana), jadi aku percaya dia adalah betulan operator Telkomsel sampai akhirnya aku bacakan nomor rekeningku (plis, jangan ditiru! Saat itu aku lagi bongak* kali).
Dia mulailah menyapa dan memperkenalkan dirinya sebagai operator Telkomsel dan mengatakan bahwa aku telah memenangkan hadiah sebesar 20 juta, karena sudah lama menjadi pelanggan setia Telkomsel, awalnya aku ragu sih. Tapi mbak yang ngaku operator itu penjelasannya detail banget dan dia tahu nama lengkapku (gak tahu dari mana), jadi aku percaya dia adalah betulan operator Telkomsel sampai akhirnya aku bacakan nomor rekeningku (plis, jangan ditiru! Saat itu aku lagi bongak* kali).
*bongak=bego
Dia bilang aku harus ke ATM saat
itu juga, dia juga nanya butuh waktu berapa lama untuk aku sampai ke ATM, aku
bilang sekitar 5-10 menit (kost-anku emang cukup dekat dengan SPBU yang ada
ATM-nya), karena terbayang uang 20 juta (plis, jangan ditiru lagi), aku minta
temani sama Rabia—teman sekamar, dan dia mau.
Mbak itu bilang jangan dimatikan
teleponnya dan jika sudah sampai di ATM, dia suruh bilang ‘halo’ duluan.
Rabia bonceng aku pake motornya,
jadi sambil menunggu sampai di ATM, aku masih ngobrol sama mbaknya, aku tanya kenapa
gak pakai nomor call center
Telkomsel, kalau gak salah dia jawab karena atasannya secara khusus
memerintahkan dia menggunakan akun dan nomor pribadinya, kemudian aku bilang 'kalau mbaknya nipu aku bisa segera ke kantor polisi untuk laporin mbaknya' dan
kalian tahu dia jawab apa? Dia pake ‘sumpah, demi Allah’, aku pikir kalau udah
berani bawa nama Tuhan, berarti betulan nih. Eh, ternyata tak disangka, tak
dinyana.
Sampailah aku dan Rabia di ATM
sesuai Bank yang aku gunakan, mbaknya ngasih arahan untuk tidak memberi tahu
siapapun, termasuk sekuriti (aku lupa di SPBU itu ada sekuriti atau tidak), dan
jika ada yang bertanya, maka aku harus bilang itu telepon dari saudara, ini
dimaksudkan agar hadiahnya hanya untuk diriku seorang (entahlah!).
Rabia masih setia mendampingiku
mengarungi pahit-manisnya hidup sebagai perantauan dan—eh, sorry, Rabia di sampingku memperhatikan, mbaknya suruh aku masukkan PIN di mesin ATM (untung aku gak keceplosan sebut PIN-ku), aku ikuti sampai dia suruh aku membaca jumlah
saldoku, terus dia bilang uang yang akan aku terima langsung di sana sebesar 5
juta dengan 4 kali penarikan, sehingga totalnya menjadi 20 juta, lalu dia mengarahkanku
lagi untuk menekan tab Uang Elektronik dengan tujuan Bank lain dan memintaku
memasukkan sejumlah uang yang kurang sedikit dari saldoku, aku ragu begitu juga
Rabia, kok ini kayak transfer, ya?! (Sorry,
tahun lalu aku belum kenal uang elektronik, silakan yang mau bilang aku
katrok).
Rabia bilang ‘gak usah lagi
didengar, ini transfer!’
Aku mulai curiga (seriously? setelah semua ini, kau baru mulai
curiga? Kalian mungkin akan berkata begitu).
Aku beralasan kalau mesin ATM di
sana bermasalah, eh, dia mulai emosi dan suruh aku secepatnya ke ATM bank lain,
aku masih turuti dan di ATM Bank lain dia juga mengarahkan dengan cara yang
sama ke tab Uang Elektronik, Rabia akhirnya menyadarkanku dan kami segera
keluar dari bilik ATM.
Aku bilang ke mbaknya ‘mbak, kok ngasih hadiah malah mempersulit
sih?! Kalau gitu, kasih aja hadiahnya ke orang lain yang lebih membutuhkan, saya
ikhlas.’
Kalian tahu mbaknya balas apa?
Dia maki saya saudara-saudara!
Dia maki saya saudara-saudara!
Dia bilang aku gak bersyukur udah
dikasih hadiah, dia bilang aku bisa diazab saat itu juga, dia bilang akan
blokir rekeningku karena no.reknya udah sama dia, dan banyak lagi sumpah
serapah yang dia lontarkan, aku tak sanggup mengingat semuanya karena begitu
menyakitkan—maaf jika aku suka mendramatisir, tapi makiannya memang kasar.
Akhirnya aku pulang ke kost dan
cerita sama teman-teman kost yang lain, ternyata Widya—salah satu teman kost—juga
pernah mengalami hal yang sama bedanya yang dihubungi adalah abangnya dan Widya
diminta cek di ATM, karena saat itu kalau gak salah Widya bilang dia sibuk jadi
gak sempat periksa rekeningnya.
Setelah itu, aku telepon Mamakku,
dia kaget, dan suruh aku cepat-cepat ambil semua uang yang ada di rekening. Aku
sempat takut sih, gimana kalau mbak itu berhasil blokir rekeningku? Gimana nasibku
hidup di perantauan? Dari mana aku dapat uang untuk makan malamnya? Siangnya aja
aku belum makan karena panik (saat itu bukan bulan puasa).
Tapi, kata temanku, blokir
rekening gak sesimpel itu, rekening bisa diblokir dengan persetujuan dari
pemilik rekening dibuktikan dengan buku tabungan dan KTP.
Aku pun lega.
Aku pun lega.
Aku bisa ingat dan cerita begini
karena aku terbiasa nulis di note hp,
apapun kejadian spesial yang aku alami semacam diary singkat, meski agak memalukan tapi aku harap ini
bisa jadi pengalaman dan pembelajaran untuk terus berhati-hati pada segala macam bentuk
penipuan.
Sekarang tukang tipu udah makin
pintar guys, aku pernah baca,
modusnya lewat aplikasi My Telkomsel, jadi mereka mengaku sebagai operator
Telkomsel lalu dengan segala cara dan bujuk rayunya, mereka masuk ke akun My
Telkomsel target dan membeli berbagai macam paket, entah itu kuota internet, telepon,
mengaktifkan berbagai layanan yang merugikan target hingga tagihan membengkak
untuk pengguna pasca bayar atau pulsanya habis tersedot untuk pengguna prabayar.
Aku punya tips agar kita
terhindar dari bentuk penipuan terutama yang mengatasnamakan Telkomsel.
1. Cek
nomor tersebut, dan pastikan apakah nomornya benar sebagai call center resmi. Telkomsel hanya punya 3 call center:
188 (Pelanggan Telkomsel)
0807-1811-811 (Pertanyaan umum)
+628110-000-333 (Telepon dari
luar negeri)
Selain itu, bukan call center Telkomsel!
2. Ajak teman, orang tua, saudara, keluarga, tetangga atau orang yang benar-benar kita percaya untuk ikut mendengarkan suara dan arahan dari penelepon. (Makasih Rabia, udah mau temani aku, kamu cantik deh!)
3. Jangan percaya iming-iming hadiah apapun yang ditawarkan suatu pihak dimana kita merasa tidak sedang mengikuti kuis atau acara berhadiah apapun.
Itu dia pengalamanku dengan si mbak operator gadungan. Semoga tulisanku ini bisa bermanfaat
bagi bebs and bros…
Jika ada yang pernah mengalami
hal yang sama jangan lupa dishare, silakan
juga jika ada koreksi, tulis di komen ya! Bagiku komentar kalian bagaikan oase
di tengah gurun pasir (refreshing), jadi jangan lupa tinggalkan komentar, ya….
Semoga hari-hari kalian selalu
Wah….
Happy fasting….
Salam.
Comments
Post a Comment