REVIEW WISUDA UR 27.2.18 (VERSI WahDays) PART 2
Beberapa waktu yang lalu aku udah buat review Part 1 tentang wisuda tanggal 27 februari lalu, jadi hari ini aku mau lanjutin. Kayaknya lama banget jaraknya dari yang part 1 ya hehehe.
Kenapa lama?
Karena aku sebenarnya nungguin foto official dari UR waktu penyerahan ijazah dan pengunciran toga, tapi sampai sekarang itu foto gak jelas kabarnya T_T
Dari pada menunggu lama, keburu teman-teman wisuda akhir april ini.
Oya, gimana part 1-nya? Lucu? Keren? Atau bikin mual? hehehe....
Maaf juga sebelumnya jika ada kekurangan di part 1, Alhamdulillah ada yang ingetin dan udah aku edit. Silahkan jika ingin melihatnya lagi klik di sini ya!
Lanjut part 2 yuk!
Okey, langsung saja.
Kami sampai di
gedung sekitar jam 8.00 dan untungnya acara molor sampai 8.30. Iya juga sih, gak
mungkin tepat waktu dengan orang sebanyak itu, kurang lebih 700 orang cuy
ditambah anggota keluarga tiap wisudawan/ti.
Mulailah
serangkaian acara sampai pengukuhan wisudawan/ti atau pemindahan kuncir toga
dari kiri ke kanan.
Nama wisudawan/ti dipanggil satu persatu berdasarkan fakultas dan urutan IPK, sebelum namaku di panggil aku antisipasi lagi sama sepatuku yang longgar bagian belakang (kok rasanya waktu beli pas-pas aja, apa kakiku mengecil? Hahaha impossible lah, mungkin aku aja yang kurang hati-hati dalam memilih_tambatan kaki /eh apaan sih -_-).
Akhirnya aku mundurkan kakiku dan sumbat lagi bagian depan dengan tisu, dan saat berjalan rasanya sakit beut kayak dibedong ketat banget itu kaki, but show must go on.
Nama wisudawan/ti dipanggil satu persatu berdasarkan fakultas dan urutan IPK, sebelum namaku di panggil aku antisipasi lagi sama sepatuku yang longgar bagian belakang (kok rasanya waktu beli pas-pas aja, apa kakiku mengecil? Hahaha impossible lah, mungkin aku aja yang kurang hati-hati dalam memilih_tambatan kaki /eh apaan sih -_-).
Akhirnya aku mundurkan kakiku dan sumbat lagi bagian depan dengan tisu, dan saat berjalan rasanya sakit beut kayak dibedong ketat banget itu kaki, but show must go on.
Akhirnya namaku
dipanggil dengan lutut yang sedikit gemetaran, keringat di kening yang tertahan
foundation dan bedak, dan jari kaki yang terjepit lalu ditambah senyum-yang mudah-mudahan-manis,
aku pun memberikan penghormatan pada Bapak Wakil Dekan 1, dan menyambut Ijazah
dalam folder hitam bertuliskan Universitas Riau dalam tinta emas itu, kemudian
bersalaman dengan beliau yang memberikan selamat, lalu di sebelah beliau telah
berdiri Bapak Dekan FMIPA yang memindahkan kuncir togaku dari kiri ke kanan,
beliaupun memberikan selamat.
Yeeess… I’am
Besse Wahdatillah, S.Si officially
Berjalan di
atas red carpet dengan hati-hati menjaga agar sepatu tak terlepas dan menjadi
Cinderella lalu melambai cantik ke kamera yang sedang live di youtube channel
Humas UR (videonya ada di bawah) dan juga senyum bahagia untuk orang tuaku yang menonton di luar gedung
(yaah orang tua emang gak masuk karena kapasitas gedung hanya 700 orang kecuali orang tua pemuncak).
Kembali duduk
di kursi yang telah tertempel namaku itu, lalu mengikuti rangkaian akhir acara
hingga selesai.
Setelah acara
selesai, kami sarjana kimia yang masih tersisa di dalam gedung memutuskan
berfoto sebelum benar-benar berpisah. Celingak-celinguk sana sini cari
orang yang mau fotoin, akhirnya ada teman dari jurusan Fisika menawarkan untuk
jadi fotografer, cekrek cekrek cekrek, udah? Dan aku lihat hasilnya gak sesuai
yang aku harapkan.
And you know what?
And you know what?
Ternyata dia
berbaik hati mau foto kami biar ada yang fotoin dia dan juga teman-temannya,
oke fine. Karena tadi foto pake hp aku, jadi akulah yang harus fotoin mereka
pake kamera mereka tentunya, sambil fotoin mereka aku celingak celinguklah
cariin teman-teman sejurusanku ternyata mereka udah pada keluar gedung.
Fix I’m all alone. Akhirnya aku sudahi fotoin mereka dan buru-buru angkat telepon bapak, mana kain batik sempit lagi plus kaki sakit, derita kali ya jadi cewek.
Fix I’m all alone. Akhirnya aku sudahi fotoin mereka dan buru-buru angkat telepon bapak, mana kain batik sempit lagi plus kaki sakit, derita kali ya jadi cewek.
Sampai di luar
gedung, aku dapat telepon dari sepupuku Bang Hasbi yang ikut mengantar mamak
dan bapak, katanya mereka di gedung A, aku jalanlah sampai depan pintu masuk
dekat gedung A. Aku berdiri di sudut yang paling mudah untuk melihat
sekeliling, aku menunggu cukup lama sampai rasanya heelsku menusuk tanah (tau 'kan
maksudnya?), tapi mereka gak ada.
Aku ditelepon lagi dan sepertinya aku berada di tempat yang benar tapi mereka gak juga kelihatan, aku udah kayak wisudawati hilang loh, untungnya ada teman-teman anak orsin yang kebetulan lewat dan menyempatkan berfoto.
Aku ditelepon lagi dan sepertinya aku berada di tempat yang benar tapi mereka gak juga kelihatan, aku udah kayak wisudawati hilang loh, untungnya ada teman-teman anak orsin yang kebetulan lewat dan menyempatkan berfoto.
Karena rasanya
sudah lama kali aku menunggu, dari pada heelsku menusuk tanah lebih dalam,
akhirnya aku memutuskan untuk melihat mereka di tenda khusus orang tua di
belakang gedung acara. Rupanya mereka di sana dan yang dimaksud gedung A adalah
gedung di pintu belakang bukan pintu masuk T_T.
Maklumlah aku
bukan anak hukum, keperawatan atau jurusan lain yang kuliahnya di kampus gobah jadi wajar saja kalau aku tidak hapal susunan gedung kuliah di sana.
Oke, next kami
pergi ke studio foto untuk mengabadikan momen yang berharga ini.
Untungnya kami
datang lebih awal dan belum ada sama sekali wisudawan/ti beserta keluarga yang
datang untuk berfoto, jadi bisa puas-puasin mau pose sebanyak apa pun dan gak
terburu-buru, tapi tetap yang dicetak sesuai paket wisuda yang aku ambil.
Finalnya kami
makan siang bareng, aku, mamak, bapak, Bang Hasbi dan istrinya Kak Umi lalu ada
si kecil Nabila, dan Pak Ulul yang mengantar kami.
Sedih sih
keluarga gak lengkap yang datang seperti rencana awal, kakak-kakak sepupuku, Kak Ani, Kak Lina dan
para keponakanku kurcil squad yang lagi sekolah, terus emang jaraknya dekat
kali sama keberangkatan mereka ke Pekanbaru untuk liburan januari kemaren. But, it’s okay, they send me loves and prays.
![]() |
Waktu para princess liburan januari lalu (dari kiri Zizi, Risya, Naila dan Zizah) |
![]() |
Aku masih ngakak liat tingkah mereka berdua (btw yang senyumnya lepas banget itu Nabila). |
So, kesimpulan dari Part 1 dan 2 Review Wisuda ini adalah hanya satu: CAPEK!
Gak deng...
Gak capek aja, ribet karena aku cewek (versi aku ya), panas apa lagi (untung aku pinjam kipas angin portabel punya Rabia).
Jadi inti dari curhatku ini adalah, aku mau kasih saran sebagai orang yang sudah pernah wisuda (sombong banget lu) kepada teman-teman yang akan wisuda, terutama akhir bulan april ini.
Well, aku ucapan selamat dulu lah yaaa....
Congraduation to all my friends around the world (dunia nyata dan dunia maya).
Selamat datang di Dunia Pengangguran. Welcome to the jungle. Welcome to the real life. Selamat datang ke Dunia Dimana Orang-orang Seumuranmu Sudah Membicarakan Jodoh dan kata-kata sejenisnya.
Jadi, sarannya adalah:
1. Tempat Make Up
Terutama untuk cewek, sebaiknya kalau kamu mau make up, ajak teman kamu lebih dari dua orang, agar kakak MUA-nya mau datang ke rumah/kos, dan kamu gak perlu ribet-ribet untuk datang subuh-subuh ke tempat MUA-nya.
Keselamatan itu nomor 1 say! (Jangan tiru kami!)
Sekarang 'kan UR wisudanya udah di Gobah dan kita yang rumahnya jauh bisa berangkat bareng ortu pake mobil sewaan. Jadi, kalau kamu make up di rumah, akan lebih mudah berangkat bareng (gak kayak aku yang terpisah sama ortu, jadinya bikin panik).
Bagusnya sih ortu pergi bareng kita agak cepat, biar mereka dapat kursi. Kata mamak-bapakku banyak ortu yang gak dapat kursi dan terpaksa berdiri demi menyaksikan anaknya diwisuda.
2. Kipas
Ruangan yang ber-AC/kipas besar akan terasa panas juga jika dipadati lebih dari 700 orang, apa lagi kamu lagi dibalut baju berlapis dan jauh dari kipas angin. Kamu harus banget bawa kipas sendiri. Kalau gak punya, bisa pinjam dari teman yang gak lagi wisuda. Kasian 'kan kalau kamu harus pinjam sama teman sebelahmu, sementara dia juga pasti kepanasan. Kipas portabel sangat reccomended. Tinggal pencet, adem deh.
3. Percaya diri
Gak peduli ada ratusan pasang mata yang melihat kamu, kamu harus percaya diri tapi gak boleh over, terutama di depan kamera.
People out there got their eyes on you, be confident!
Percaya kalau kamu sedang dalam penampilan terbaik. Show them!
Gugup pasti ada, tapi harus ditekan, sembunyikan dan jangan tunjukan.
Conceal don't feel. Don't let them knooowww.... Let it gooo... Let it goooo... eh jadi nyanyi (pasti dari kalian ada yang ikut nyanyi hehehe ^^).
4. Transportasi keluarga
Perlu banget buat kita urus masalah transportasi yang akan keluarga kita gunakan kemanapun pada hari H. Banyak kok, jasa penyewaan mobil dan supir, atau bisa pake mobil keluarga, bebas sih. Yang penting keluarga gak susah buat akses gedung wisuda.
Terus keuntungannya ada kendaraan, kita bisa kemanapun kapan aja, kapan kita mau pergi makan, foto, jalan-jalan kita bisa atur.
5. Datang ke studio foto
Usahakan datang pertama ke studio foto agar kita gak terburu-buru saat sesi foto. Biasanya abang-abang fotografer agak panik kalau lagi rame, kan pada ngantri tuh, nah menurut cerita temanku mereka jadi terburu-buru fotonya biar terkejar satu hari untuk semua wisudawan/ti yang booking di hari H.
Pilihan lainnya, kamu bisa foto di hari lain, jadi hari itu benar-benar fokus ke kamu dan keluargamu, bahkan kamu bisa foto sampai bosan dan pastinya gak terburu-buru.
It's all... Semoga ceritaku ini bisa membantu dan menghibur kalian semua.
Good luck yaa.
Makasih udah berkunjung bebs and bros...
See ya...
Salam.
Comments
Post a Comment